MI Muhammadiyah Garongan Songsong Hari Santri Nasional dengan Dongeng Anak
Kulon Progo (MIMUHGA) – Jum’at (18/10/2024) MI Muhammadiyah Garongan berkesempatan bekerjasama dengan Lazis UNISIA. Agenda digelar dengan mengadakan dongeng bertema ‘Sahabat Anak’ yang diisi oleh Bunda Wulan.
Selain siswa MIMUHGA, kegiatan diikuti juga oleh siswa TK ABA Garongan 1. Momen ini merupakan kegiatan dalam rangka menyongsong peringatan Hari Santri Nasional yang akan dirayakan pada 22 Oktober 2024 mendatang.
Kepala Madrasah, Siti Nurhayati, S.Ag. M.S.I. menyampaikan manfaat belajar penerapan agama dengan mendongeng merupakan metode yang sangat berharga. “Dongeng menarik perhatian anak, berimajinasi, mudah memahami hal yang akan disampaikan, dan tercipta keakraban,” jelasnya.
Kepala madrasah menyampaikan ucapan terimakasih dan harapan kegiatan songsong Hari Santri ini dapat melatih anak-anak untuk meningkatkan nilai-nilai pendidikan karakter. Yakni meliputi nilai karakter religius, nasionalis, integrasi, dan mandiri. Juga harapan warga madrasah agar tercapai menjadi anak shalih-shalihah.
“Terimakasih kepada Lazis UNISIA atas kerjasamanya. Orang tua/wali yang mendukung terlaksananya kegiatan dongeng anak serta dimudahkan langkah berinfak menerapkan saling tolong-menolong dan berbagi anugerah kepada sesama kala kita lapang ataupun sempit,” pungkasnya.
Siswa berpakaian muslim hitam putih berkumpul di Aula Madrasah. Sebelum acara dimulai, siswa menampilkan hafalan surat-surat pendek. Pembukaan acara dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang disusul sambutan dari Kepala Madrasah, Siti Nurhayati, S.Ag., M.S.I., sambutan Ketua Komite, Ngadiman, S.I.P. dan sambutan Pengawas Madrasah, Mulat Viriyanto, S.Pd.M.Pd.
Dalam sambutannya Pengawas Madrasah, Mulat Viriyanto, S.Pd.M.Pd. memaparkan harapannya agar guru madrasah berupaya mampu mengajar dengan hati. Selain itu juga mencoba berbagai metode mengajar agar anak menjadi generasi yang unggul. “Madrasah tempat belajar berbagai macam hal. Guru dapat memanfaatkan metode dongeng yang dengan ini anak-anak akan mudah memahami nilai-nilai agama,” ujarnya.
Dongeng yang disampaikan Bunda Wulan menceritakan seorang anak gunung bernama Kartika Sari yang berasal dari keluarga kurang mampu dan buta huruf. “Namun dia mampu menjadi lulusan terbaik di Harvard. Kartika juga penghafal Al Qur’an. Orang tua Kartika selalu mengusahakan yang terbaik untuk pendidikannya. Namun Kartika musti kehilangan bapaknya saat ia masih SD, juga ibunya saat ia berhasil menyelesaikan pendidikannya di Harvard,” terang Wulan.
Bunda Wulan berhasil membuat siswa-siswi fokus mendengarkan kisah Kartika. Ia berpesan untuk selalu menyayangi ibu dan ayah di rumah serta tekun dalam belajar agar dapat meraih cita-cita meski banyak rintangan menghadang. (rat/sit/abi).
#KementerianSemuaAgama
#MakinDigitalMenjangkauUmat
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!