Malam Api Unggun Meriahkan Puncak Hari Kedua Perbhara 2025 MAN 2 Kulon Progo

Bantul (MAN2KP) –Malam hari kedua Perkemahan Bhakti dan Wawasan Kebangsaan (Perbhara) 2025 MAN 2 Kulon Progo yang diselenggarakan di Bumper Kalaijo, Guwosari, Pajangan, Bantul, Selasa (15/4/2025), ditutup dengan kegiatan yang paling dinanti: Api Unggun. Kegiatan ini mengandung makna filosofis yang mendalam bagi pembentukan karakter peserta didik.

Api Unggun menjadi simbol semangat, kebersamaan, dan harapan. Kobaran api mencerminkan semangat yang harus terus menyala dalam jiwa generasi muda, seperti api yang tidak mudah padam meski ditiup angin malam. Secara filosofis, api melambangkan cahaya pengetahuan yang mengusir kegelapan kebodohan, sekaligus simbol perjuangan yang menghangatkan jiwa-jiwa yang lelah.

Acara dimulai dengan penataan lingkaran api, diikuti penyalaan unggun secara simbolis oleh pembina upacara. Seketika suasana berubah menjadi syahdu dan khidmat. Lagu-lagu pramuka menggema di antara kerlap-kerlip lampu alam dan nyala api, disusul pentas seni dari para peserta dan refleksi kegiatan. Setiap ekspresi dalam malam itu menjadi penguat semangat, mempererat tali persaudaraan antaranggota.

Sebelum api unggun dinyalakan, prosesi Pelantikan Bantara terlebih dahulu digelar untuk para siswa yang telah menuntaskan ujian Syarat Kecakapan Umum (SKU). Dalam suasana penuh semangat, mereka dilantik sebagai tanda naik tingkat dalam kepramukaan, sekaligus meneguhkan komitmen sebagai calon pemimpin masa depan.

Wakil Kepala Bidang Kesiswaan MAN 2 Kulon Progo, Farida Rahmawati, M.Pd., menyampaikan bahwa api unggun merupakan simbol dari harapan besar terhadap generasi muda.

“Api unggun merupakan acara simbolik, tetapi sarat makna. Dari sinilah peserta belajar bahwa dalam hidup, semangat harus terus dijaga, nilai persaudaraan harus diperkuat, dan semangat belajar harus tetap menyala. Api ini menjadi cahaya yang menyatukan, menerangi jalan mereka sebagai calon pemimpin bangsa,” ungkap Farida.

Perbhara hari kedua pun ditutup dengan rasa haru, bangga, dan semangat baru. Kobaran api mungkin padam, tetapi semangat yang menyala di hati para peserta akan terus hidup, menjadi suluh dalam perjalanan masa depan mereka. (gia/dpj)

1 reply

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *