KUA Pengasih Ajarkan Jamaah Masjid Praktik Pemulasaran Jenazah Wanita

Kulon Progo (KUA Pengasih) – Kantor Urusan Agama (KUA) Kapanewon Pengasih melaksanakan kegiatan pelatihan praktik pemulasaran jenazah yang disambut antusias oleh jamaah pengajian Masjid Kassyamsi, Kopat, Karangsari, Pengasih, pada Ahad (09/11/2025).

Kegiatan ini merupakan realisasi dari permo jamaah pengajian masjid setempat yang merasa membutuhkan bimbingan langsung mengenai tata cara pemulasaran jenazah sesuai syariat.

Kegiatan pelatihan yang berlangsung di Masjid Kasyamsi ini diisi oleh dua orang Aparatur Sipil Negara (ASN) dari KUA Pengasih, yaitu Nanik Supratinah, S.Kom., dan Sugiyono, S.Ag. Keduanya secara rinci memberikan materi teori dan praktik, mulai dari tata cara memandikan, mengkafani, hingga menyalatkan jenazah.

Ketua Pengajian Masjid Kasyamsi Sutini, mengungkapkan rasa syukurnya atas terlaksananya kegiatan ini. Beliau menekankan pentingnya pelatihan tersebut bagi para jamaah. “Alhamdulillah, kegiatan ini sangat bermanfaat. Kami merasa sangat terbantu karena ini menambah pengetahuan kami. Ibu-ibu di sini jadi mengerti tata cara pemulasaran jenazah yang selama ini belum ada yang mengajari kami secara langsung. Intinya, jamaah sangat antusias dan senang dengan kegiatan yang diinisiasi KUA Pengasih ini,” ujar Sutini.

Jamaah terlihat sangat fokus mengikuti setiap tahapan praktik, menunjukkan tingginya minat masyarakat untuk memiliki bekal pengetahuan dalam mengurus jenazah anggota keluarga atau sesama muslim.

Kepala KUA Pengasih, Yusma Alam Rangga H, S.H.I, M.S.I, menyatakan bahwa pelatihan pemulasaran jenazah khusus wanita ini adalah salah satu inovasi yang dimiliki KUA Pengasih dalam rangka pelayanan dan edukasi kepada masyarakat.

“Kegiatan ini sudah dilakukan secara continue dengan harapan bisa secara masif dilakukan di seluruh kapanewon pengasih, dengan harapan tidak ada yang mengurusi jenazah wanita dilakukan oleh kaum laki-laki” Ujarnya.

Hal ini menjadikan komitmen KUA Pengasih untuk tidak hanya melayani urusan administrasi pernikahan, tetapi juga memberikan edukasi keagamaan yang langsung bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat. Kami ingin memastikan masyarakat paham dan mampu merealisasikan tata cara pemulasaran jenazah dengan benar saat dibutuhkan. Harapannya, ilmu yang didapat dari Ibu Nanik Supratinah dan Bapak Sugiyono ini dapat disebarkan dan dipraktikkan di lingkungan masing-masing,” tegas Rangga.(lua/dpj)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *