Nuzulul Qur’an Bekali Moderasi Beragama bagi Jajaran Polres Kulon Progo
Kulon Progo (Kankemenag) – Ada tiga tantangan besar yang dihadapi umat beragama di Indonesia. Sehingga umat beragama harus kembali kepada ajaran agamanya yang benar. Kepala Kankemenag Kulon Progo, H.M. Wahib Jamil, S.Ag. M.Pd. menyampaikan hal itu pada Pengajian Nuzulul Qur’an yang berlangsung di Masjid Ainurrohman Polres setempat, Senin (25/4/2022) siang.
“Ada 3 tantangan besar yang dihadapi oleh umat beragama di Indonesia termasuk di Kulon Progo. Ketiga tantangan tersebut yakni: Pertama, Berkembangnya cara pandang, sikap, dan praktik beragama yang berlebihan (ekstrim), serta mengesampingkan martabat kemanusiaan. Yang Kedua, Berkembangnya klaim kebenaran subyektif dan pemaksaan kehendak atas fungsi agama serta pengaruh kepentingan ekonomi dan politik berpotensi memicu konflik. Ketiga, Berkembangnya semangat beragama yang tidak selaras dengan kecintaan berbangsa dalam bingkai NKRI,” ujarnya.
“Islam diturunkan untuk menjaga keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan. Karena itu, marilah kita sebagai manusia beriman untuk kembali ke agama yang benar. Agama untuk memberikan inspirasi, sehingga akhlak menjadi lebih baik. Diutusnya Rasulullah Muhammad SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Agama Islam diturunkan untuk kedamaian, ketenangan, dan ketentraman di dunia. Islam juga sebagai rahmat sekalian alam/Rahmatan Lil ‘Alamin,” imbuh Kakan.
“Selanjutnya bahwa ajaran Islam mengajak untuk membangun tali persaudaraan di antara semua umat manusia. Tali persaudaraan yang kuat, didasari iman hebat akan menghasilkan output luar biasa. Tidak boleh melakukan klaim kebenaran subyektif dan menyalahkan pihak lain, karena kebenaran mutlak hanya milik Allah SWT,” tegasnya
“Jangan juga kamu mencela dirimu sendiri. Jangan pula memanggil seseorang dengan panggilan yang jelek. Serta harus selalu khusnudhan dengan siapapun, apalagi pada Allah SWT atas ciptaan-Nya,” pesan Jamil.
“Untuk itulah moderasi beragama menjadi sangat penting, dengan indikator adanya komitmen kebangsaan (aman NKRI), sikap toleransi, anti kekerasan baik verbal maupun non verbal, dan menghormati budaya dan tradisi. Sehingga tidak dibenarkan membenturkan budaya dan tradisi, agama dan budaya, serta agama dan negara,” pungkasnya. (abi).
Tetap sehat dan semangat
#LawanCovid-19
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!