Siswa MAN 2 Kulon Progo Belajar dari Desa Penglipuran Bali

Bangli Bali (MAN 2 KP) – Belajar bisa dari mana saja, kapan saja, dan dari siapa saja. Belajar adalah mengambil hikmah dan sisi positif yang ada di setiap hal yang kita jumpa. Tak terkecuali di Desa Penglipuran, sebuah desa adat yang dinobatkan menjadi Desa Terbersih di Dunia. Di sana, para siswa MAN 2 Kulon Progo kelas XI yang tergabung dalam rangkaian kegiatan Kunjungan Industri dan Studi Budaya, melakukan studi budaya, Rabu (6/11/2024).

Saat memasuki desa ini, mereka disambut dengan senyum ramah para penduduk desa dan deretan tanaman hijau. Memasuki desa ini, dilarang menggunakan kendaraan bermotor karena untuk menjaga lingkungan agar bebas dari polusi serta dilarang membuang sampah sembarangan. Hal unik lainnya, di desa ini mata pencaharian penduduknya sama seperti desa pada umumnya. Namun, sebagian besar dari mereka bekerja sebagai pedagang. Para pengunjung juga bebas memasuki setiap rumah sekadar melihat-lihat atau pun berbelanja.

Zudhia Rahma Pratiwi (XI F), salah satu siswa MAN 2 Kulon Progo berupaya menjawab rasa penasaran terhadap keunikan yang ada di Desa Panglipuran. Sebelum melakukan wawancara, ia dibreafing oleh guru pendampingnya, Astiti, S.Pd. “Sepanjang perjalanan menuju Desa penglipuran, kami sudah diberikan wawasan dan informasi oleh tour guide “Mbok Dar” tentang keindahan dan kebersihan desa tersebut. Dan di sini kami melihat faktanya. Di sini setiap rumah memiliki bangunan khusus (pura) untuk bersembahyang, rumah bambu (selain rumah pokok) juga bangunan kecil lainnya untuk menyimpan padi, serta bangunan untuk menyimpan barang dagangan. Mendukung untuk dijadikan bahan riset atau studi budaya maka di sini para siswa diarahkan untuk melakukan wawancara menggali informasi sedalam mungkin tentang Desa Penglipuran yang amat tersohor ini,” ungkap guru yang hobi bergelut di dunia podcast dan jurnalistik ini.

Usai dibreafing, dua siswa yang bertugas yakni Zudhia Rahma Pratiwi (XI F) wawancara penduduk Penglipuran dan Mutiara Nurrohmah (XI B Reg) bertugas mewawancara turis asing, segera bergerak. Dengan kameramen sekaligus guru pendamping, Zuli Irawanto, S.T. mereka dengan semangat rasa ingin tahu tentang apa dan bagaimana Desa Penglipuran, segera in action. Rara, panggilan akrab Mutiara mengaku sangat senang mendapatkan kesempatan untuk melakukan wawancara dengan turis asing dari Italia. “Senang sekali karena turis yang saya wawancara dari Italia, mereka sangat welcome dan juga sangat senang bisa mengobrol bersama,” ungkapnya. (ast/dpj)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *