Moderasi Beragama, Pondasi Kerukunan Umat Beragama

Moderasi Beragama, Pondasi Kerukunan Umat Beragama

Kulon Progo (Kankemenag) – Moderasi beragama menjadi pondasi kerukunan umat beragama. Dalam beragama, seseorang hendaknya dilaksanakan secara moderat. Dengan moderasi beragama ini nantinya akan tercipta kerukunan umat beragama dalam kehidupan sehari-hari. Kepala Kankemenag Kulon Progo, H.M. Wahib Jamil, S.Ag. M.Pd. menyampaikan hal itu dalam Sosialisasi Kerukunan Umat Beragama yang diselenggarakan oleh Badan Kesbangpol Kulon Progo dan bertempat di Aula Dinas Pertanian dan Pangan setempat, Kamis (16/6/2022) pagi.

“Moderasi beragama menjadi pondasi bagi kerukunan umat beragama. Dalam beragama hendaklah kita lakukan secara moderat atau seimbang. Sehingga tidak menjadi orang yang radikal, namun juga bukan liberal. Sehingga dengan beragama secara moderat diharapkan bisa tercipta kerukunan umat beragama,” ujarnya.

Moderasi Beragama, Pondasi Kerukunan Umat Beragama

“Hal itu karena saat ini ada 3 tantangan besar yang dihadapi oleh umat beragama di Indonesia termasuk di Kulon Progo. Ketiga tantangan tersebut yakni: Pertama, Berkembangnya cara pandang, sikap, dan praktik beragama yang berlebihan (ekstrim), serta mengesampingkan martabat kemanusiaan. Yang Kedua, Berkembangnya klaim kebenaran subyektif dan pemaksaan kehendak atas fungsi agama serta pengaruh kepentingan ekonomi dan politik berpotensi memicu konflik. Ketiga, Berkembangnya semangat beragama yang tidak selaras dengan kecintaan berbangsa dalam bingkai NKRI,” imbuh Kakan.

“Untuk itulah moderasi beragama menjadi sangat penting, dengan indikator adanya komitmen kebangsaan (aman NKRI), sikap toleransi, anti kekerasan baik verbal maupun nonverbal, dan menghormati budaya dan tradisi. Sehingga tidak dibenarkan membenturkan budaya dan tradisi, agama dan budaya, serta agama dan negara,” tutur Jamil.

“Agama diturunkan untuk menjaga keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan. Karena itu, marilah kita sebagai manusia beriman untuk kembali ke agama yang benar. Agama untuk memberikan inspirasi, sehingga akhlak menjadi lebih baik. Diutusnya nabi adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Agama diturunkan untuk kedamaian, ketenangan, dan ketentraman di dunia,” lanjutnya.

“Selanjutnya bahwa ajaran agama mengajak untuk membangun tali persaudaraan di antara semua umat manusia. Tali persaudaraan yang kuat, didasari iman hebat akan menghasilkan output luar biasa,” pungkas Kakan. (abi).

Tetap sehat dan semangat

#LawanCovid-19

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *