Kakan Wahib Jamil: Belajar Agama Harus Lalui Tahapan Tepat
Kulon Progo (Kankemenag) – Ketika seseorang belajar agama hendaknya melalui pintu dan tahapan-tahapan yang tepat. Kalau tidak melalui tahapan yang tepat akan salah dalam memahami agama. Kepala Kankemenag Kulon Progo, H.M. Wahib Jamil, S.Ag. M.Pd. menyampaikan hal itu dalam Sarasehan Deradikalisasi paham yang bertentangan dengan Pancasila dan NKRI yang berlangsung di Balai Kalurahan Srikayangan, Sentolo, Rabu (20/7/2022) malam.
“Ketika seseorang belajar agama hendaknya melalui pintu dan tahapan-tahapan yang tepat. Kalau tidak melalui tahapan yang tepat akan salah dalam memahami agama. Maka dalam kehidupan sehari-hari hendaknya selalu dilandasi dengan agama. Dalam beragama, seseorang hendaknya dilaksanakan secara moderat. Sehingga tidak menjadi orang yang radikal, namun juga bukan liberal. Dengan moderasi beragama ini nantinya akan tercipta kerukunan umat beragama dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
“Hal itu karena saat ini ada 3 tantangan besar yang dihadapi oleh umat beragama di Indonesia termasuk di Kulon Progo. Ketiga tantangan tersebut yakni: Pertama, Berkembangnya cara pandang, sikap, dan praktik beragama yang berlebihan (ekstrim), serta mengesampingkan martabat kemanusiaan. Yang Kedua, Berkembangnya klaim kebenaran subyektif dan pemaksaan kehendak atas fungsi agama serta pengaruh kepentingan ekonomi dan politik berpotensi memicu konflik. Ketiga, Berkembangnya semangat beragama yang tidak selaras dengan kecintaan berbangsa dalam bingkai NKRI,” imbuh Kakan.
“Untuk itulah moderasi beragama menjadi sangat penting, dengan indikator adanya komitmen kebangsaan (aman NKRI), sikap toleransi, anti kekerasan baik verbal maupun nonverbal, dan menghormati budaya dan tradisi. Sehingga tidak dibenarkan membenturkan budaya dan tradisi, agama dan budaya, serta agama dan negara,” tutur Jamil.
“Agama diturunkan untuk menjaga keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan. Karena itu, marilah kita sebagai manusia beriman untuk kembali ke agama yang benar. Agama untuk memberikan inspirasi, sehingga akhlak menjadi lebih baik. Diutusnya nabi adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Agama diturunkan untuk kedamaian, ketenangan, dan ketentraman di dunia,” lanjutnya.
“Selanjutnya bahwa ajaran agama mengajak untuk membangun tali persaudaraan di antara semua umat manusia. Tali persaudaraan yang kuat, didasari iman hebat akan menghasilkan output luar biasa. Karena itu jadikan agama sebagai spirit kehidupan, bukan untuk saling dipertentangkan,” pungkas Kakan. (abi).
Tetap sehat dan semangat
#LawanCovid-19
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!