Mencari Kebahagian Dunia dan Akhirat Tak Semudah Membalikkan Telapak Tangan

Nurijal – Mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (PLP-KKN Integratif di Kankemenag Kulon Progo)

Kebahagian dalam hidup manusia merupakan faktor terpenting serta tujuan hidup utama manusia. Kebahagiaan menjadi faktor terpenting dalam hidup, sebab seutuhnya semua orang mendambakan kebahagiaan baik dunia maupun di akhirat. Kebahagiaan sendiri merupakan suatu hal yang tidak dapat di tunggu atau terjadi secara kebetulan, melainkan buah dari suatu usaha yang dibangun secara kuat dan terus menerus.

Dalam persepektif Islam, kebahagiaan yang hakiki dapat diraih saat manusia sendiri dapat mengenali dirinya, Tuhannya, dan akhirat. Untuk mencapai tingkat kebahagiaan sebenarnya sudah tercantum dalam do’a yang sering kita baca setelah shalat yaitu melalui do’a sapu jagad yang berbunyi “Rabbanaa aatinaa fiddunyaa hasanah, wafil aakhirati hasanah, waqinaa ‘adzaa bannaar” (Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan akhirat serta peliharalah kami dari siksa api neraka).

Dalam isi do’a sapu jagad tersebut mencakup tujuan hidup manusia yaitu memohon kebahagiaan di dunia dan akhirat. Tinggal bagaimana kita sebagai hamba melalui permohonan do’a tersebut di perjuangkan sebenar-benarnya atau tidak. Maka dari itu, dibutuhkan kesungguhan (jihad) kita dalam mengimplementasikan setiap do’a yang kita panjatkan.

Menurut Imam Al Ghazali “kebahagiaan” yang tertuang dalam intisari doa sapu jagad sejatinya terdiri dari empat kategori atau golongan. Bagaimana kita menempatkan dan memantapkan potensi pilihan kita untuk memilih “kebahagiaan” sesuai yang kita inginkan. Adapun empat kebahagiaan menurut Imam Al Ghazali sendiri sebagai berikut:

Pertama, golongan سعيد فی ادنیا وشقی فى الاخرۃ (orang yang bahagia di dunia dan sengsara di akhirat). Golongan yang pertama ini biasanya orang yang ketika hidupnya hanya terlena akan gemerlapnya kehidupan dunia, sehingga terlena dan lupa akan akhiratnya. Namun tanpa kita sadari kehidupan di dunia yang kita nikmati ini merupakan setetes dari luas nikamt akhirat yang Allah SWT milik. Pelaku dalam kategori ini, salah satunya yaitu kaum hodenisme yang hanya mengedepankan hawa nafsu semata untuk kepuasan pribadi. Ciri-ciri orang yang seperti ini biasanya tidak takut berbuat bohong, maksiat, minum-minuman keras, dan perbuatan dosa lainya.

Kedua, golongan شقی فی ادنیا وسعيد فى الاخرۃ (sengsara di dunia dan bahagia di akhirat). Golongan yang kedua ini merupakan orang yang ketika di dunianya sengsara akan tetapi Allah SWT memberikan kebahagian di akhiratnya kelak. Golongan ini yaitu orang-orang yang diberikan kekurangan oleh Allah SWT berupa kekurangan nikmat harta/miskin semasa hidupnya. Akan tetapi, ketika orang tersebut masih bersyukur, sabar ketika di timpa musibah, tidak ingkar kepada Allah, serta selalu menjalankan segala kewajiban semasa hidupnya. Sehingga Allah memberikan balasan kenikmatan yang amat banyak berupa “kebahagiaan di akhirat”.

Ketiga, golongan شقی فی ادنیا وشقي فى الاخرۃ (sengsara di dunia dan sengsara di akhirat). Golongan yang ketiga ini merupakan golongan yang paling rendah. Orang-orang seperti ini merupakan kategori orang yang merugi. Sebab kategori ini diisi oleh mereka yang miskin dalam imannya dan duniawinya. Bahkan dalam keadaanya seperti itu masih saja menyombongkan segala kekurangannya dan sombong dalam kesengsaraannya. Sifat-sifat orang seperti ini yang perlu kita hindari, karena dalam kesempitan hidupnya, mereka masih saja lupa dan tidak mau menjalankan perintah Allah. Tidak ada sedikitpun do’a yang di panjatkan memohon belas kasih atas musibah yang Allah SWT berikan kepadanya. Dalam keadaan seperti itu mereka malah selalu melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT dan lupa bahwa Allahlah yang memberikan kenikmatan hidup. Sehingga Allah memberikan balasan kesengsaraan baik dunia maupun akhirat. Na’udzubillah…. Semoga kita semua dijauhkan dari golongan orang yang ketiga. Aamiin.

Keempat, golongan سعيد فی ادنیا وسعيد فى الاخرۃ (bahagia di dunia dan bahagia pula di akhirat). Yang terakhir ini yaitu salah satu golongan yang diberikan keistimewaan oleh Allah. Mereka adalah orang yang di dunia dan akhiratnya mendapatkan sebuah keistimewaan berupa “kebahagiaan.” Inilah kategori yang kita panjatkan dalam doa sapu jagad. Semasa di dunia, mereka diberikan kenikmatan berupa nikmat harta benda, sehat, dan kenikmatan duniawi yang lainnya. Mereka tetap beriman dan tidak lupa kepada Allah. Mereka selalu ingat apa yang Allah berikan semasa hidupnya hanyalah sebuah titipan yang tidak selamanya selalu ada. Bahkan harta yang ia punya digunakan untuk sedekah, membantu saudara yang membutuhkan, digunakan untuk kemaslahatan orang-orang di sekitarnya. Mereka senantiasa menengok tetangga yang sedang sakit dan mendo’akannya. Dalam kehidupan dunia Allah SWT telah menjanjikan kebahagian bagi orang-orang beriman dan selalu beramal shalih.

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Qs An-Nahl [16]:97).

Dalam ayat tersebut Allah SWT menegaskan bahwa orang yang beriman dan beramal shalih akan dihidupkan di dunia dengan kehidupan yang baik, bahagia, tenang, tentram meski hartanya sedikit. Golongan inilah semasa hidupmya senantiasa mengoptimalkan potensi yang dimilikinya untuk mencapai kebahagiaan baik dunia maupun akhirat. Semoga kita termasuk golongan yang selalu mendapatkan kebahagiaan dunia dan kebahagiaan di akhirat kelak. Aamiin.

2 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *