Kepala KUA Panjatan Sampaikan Doa Pengukuhan Paskibra

Kulon Progo (Kankemenag KP) – Kepala KUA Zamroni, S.Ag. MSI. memimpin doa Pengukuhan Paskibra Kapanewon Panjatan  yang berlangsung pada Selasa (15/08/2023).
Panewu Panjatan Jumarna, SIP dalam kesempatan tersebut menjadi inspektur upacara Pengukuhan Paskibra Kapanewon Panjatan. Dalam amanatnya, Jumarna menyampaikan sebagai Paskibra harus selalu berpedoman pada motto dan visi misi Paskibra. “Seorang Paskibra tidak boleh takut salah, tidak boleh takut kalah, tidak boleh takut jatuh, tidak boleh takut mati dan pantang menyerah sebelum berhasil”, ungkapnya.

“Seorang Paskibra harus menjadi anggota Paskibra yang mempunyai rasa cinta terhadap tanah air, harus mampu menghargai pengorbanan para pahlawan nasional serta harus berdaya guna bagi masyarakat luas dan negara”, tambahnya.

Lebih lanjut disampaikan pula dihadapan 60 anggota calon pengibar bendera dari siswa-siswi terbaik MAN 2 Kulon Progo dan siswa SMK Negeri I Panjatan yang dikukuhkan belum sampai pada tugas puncaknya, oleh karena itu harus tetap jaga diri jangan terpengaruh pada hal-hal yang tidak semestinya, jaga kesehatan dan jangan bergadang yang tidak ada gunanya serta cukup istirahat agar ketika mengemban tugas nanti dapat berjalan dengan lancar dan sukses”, tegasnya.

Di samping itu pada sambutan pembekalan Wawasan Kebangsaan dan Ideologi Pancasila, Kapolsek Kapanewon Panjatan Sujarwo, menyampaikan kalian adalah role model bagi generasi penerus bangsa yang diproyeksi untuk menjadi pemimpin-pemimpin bangsa di masa mendatang. “Paskibraka tidak hanya soal baris-berbaris saja namun mereka dibekali dengan wawasan kebangsaan, pemberian pengetahuan dan pemahaman historisitas Pancasila dan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan diberikan penguatan empat pilar kebangsaan dalam rangka memupuk rasa cinta tanah air”, tuturnya.
“NKRI lahir dari hasil perjuangan dan pengorbanan para pahlawan bangsa yang telah menumpahkan darah, keringat, jiwa raga dan air mata. Kemerdekaan Indonesia bukan datang secara tiba-tiba dari langit. Para pejuang bangsa merebut kemerdekaan harus menumpahkan darah yang tidak terhitung, berapa ribu jiwa melayang gugur di medan perang melawan para penjajah dari Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris dan Jepang yang menjajah Indonesia”, imbuhnya.

“Selanjutnya disampaikan bahwa Pancasila sebagai proses perenungan batin, pemikiran kritis, dialektika para founding fathers menjadi dasar, ideologi dan falsafah bangsa Indonesia yang dinamis serta tidak bisa ditawar-tawar lagi, perlu dipertahankan sampai darah penghabisan”, pungkasnya. (zam/dpj)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *