ASN KUA Sentolo Secara Bersama Baca Sholawat Nariyah

Kulon Progo (KUA Sentolo) – Sebagai wujud nyata dalam mencintai Rasulullah Muhammad SAW sekaligus memperingati Hari Santri Tahun 2023, KUA Sentolo Kulon Progo mengadakan doa pembacaan Sholawat Nariyah sebanyak 500 kali pada Jumat (20/10) di gedung Balai Nikah KUA Sentolo Kulon Progo.

Kepala KUA Sentolo Kulon Progo, Wildan Isa Anshory ,S.H.,MH pada awal kegiatan ini mengatakan, “Sholawat Nariyah atau Tafrijiyyah yang disusun oleh Sayyid Ahmad At- Tazi dari Maghribi merupakan salah satu di antara banyaknya sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Membaca shalawat merupakan perintah Allah SWT. Selain itu juga sebagai bukti cinta dan hormat kita kepada Nabi. Orang yang gemar bersholawat dijanjikan Allah mendapatkan rahmat-Nya,” ungkapnya.

Lebih lanjut Wildan Isa mengatakan bahwa semua pegawai KUA Sentolo adalah santri. Santri dapat dimaknai secara luas, tidak hanya terbatas bagi yang pernah tinggal di pesantren. Namun juga siapa saja yang mengajak kepada kebaikan. Sebagai santri dan garda terdepan Kementerian Agama, pegawai sekarang jihadnya bukan lagi mengangkat senjata, tetapi bekerja di bidangnya dengan bersungguh-sungguh, jujur, ikhlas, serta mampu menjalin kerja sama dan saling menghormati dengan rekan kerja.

Pembacaan Sholawat Nariyah dilakukan oleh seluruh pegawai KUA Sentolo dipandu langsung oleh Penyuluh Agama Islam KUA Sentolo, Samsudin,S.Ag yang didahului dengan membaca surat Al- Fatihah untuk dihadiahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga, keturunan, para sahabat, Sayyid Ahmad At Tazi selaku penyusun sholawat Nariyah, dengan harapan agar hajat kita dikabulkan oleh Allah.

Sedangkan Abdul Rozaq, penghulu KUA Sentolo dalam kesempatan yang sama juga mengatakan bahwa hari Santri 2023 memiliki makna dan filosofi yang besar bagi bangsa Indonesia yaitu untuk memperingati peran besar kaum kiai dan santri dalam perjuangan melawan penjajahan bangsa asing bertepatan dengan Revolusi Jihad KH. Hasyim pada tanggal 22 Oktober 1945.

Acara berakhir dengan doa dan pemotongan tumpeng bersama sebagai wujud rasa syukur atas nikmat kemerdekaan yang turut diperjuangkan para santri dan ulama.
(cho/dpj)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *