Hadiri Matsama di MTsN 4 Kulon Progo, Kapolsek Girimulyo Pesan Utamakan Keselamatan

Kulon Progo (MTsN4KP) – Siswa MTs belum diperbolehkan mengendarai sepeda motor, karena beresiko dan bahaya. Keselamatan dalam berkendara harus selalu dijaga dan diutamakan. Hal itu disampaikan Kapolsek Girimulyo, AKP Sri Purwati yang secara istimewa berkenan hadir pada kegiatan Matsama di MTsN 4 Kulon Progo, Rabu (15/7/2020).

“Anak MTs belum boleh mengendarai sepeda motor. Terlalu beresiko dan bahaya. Utamakan keselamatan anda saat di jalan. Senantiasa memakai helm dan masker,” ungkap Sri Purwati yang merupakan Alumnus Akademi Polwan Tahun 1991 ini.

Sementara itu, Kepala Madrasah, Drs. Sukarlan menyampaikan bahwa Matsama (Masa Taaruf Siswa Madrasah) berlangsung tertib dengan prioritas materi, meski sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Matsama dilaksanakan selama tiga hari, sejak Senin (13/7/2020) hingga Rabu (15//7/2020) bertempat di unit II MTsN 4 Kulon Progo. Matsama tatap muka menjadi pilihan bagi pengenalan siswa baru terhadap lingkungan madrasah, dengan tetap mempertimbangkan aspek keselamatan serta kesehatan. Panitia telah mengatur kehadiran siswa di madrasah dengan sistem sesi. Dalam sehari diselenggarakan dua sesi, tiap sesi menghadirkan empat kelompok siswa. Dalam satu kelompok sesi pun dibatasi untuk 15 siswa.

“Tetap melaksanakan protokol kesehatan seperti memakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak,”  pesan Sukarlan.

Senada dengan apa yang diutarakan panitia bahwa matsama dilaksanakan sesuai juknis yang diberikan Kanwil Kemenag DIY, untuk mengambil materi prioritas serta tidak lebih dari dua jam dalam satu kali tatap muka.

Hari pertama Matsama, siswa dikenalkan dengan materi kemadrasahan, diantaranya adalah sejarah berdirinya MTsN 4 Kulon Progo.  Selain itu, siswa juga dikenalkan pada tata tertib, srtuktur guru pegawai, kelas unggulan, KBM, organisasi kesiswaan, dan prestasi. Dikemas padat dan disampaikan oleh satu pemateri, diharapkan siswa baru mendapatkan poin-poin penting dari pengenalan awal terhadap madrasah.

Di hari kedua, siswa mendapatkan materi kesetaraan dan anti diskriminasi. Hal tersebut sejalan dengan program inklusi, dimana sekolah umum favorit sekalipun, diwajibkan menerima siswa dalam keterbatasan tertentu. Diarahkan bahwa sebagai siswa madrasah, harus memiliki jiwa peduli yang tinggi dan tidak membeda-bedakan dalam berteman.

Hari terakhir matsama, diisi dengan materi program keterampilan di madrasah, yang diarahkan dalam rangka program wira usaha mandiri sejak dini. Dalam sesi ini, siswa diajak untuk mencoba membuat anyaman ketupat. Salah satu jenis kuliner khas Indonesia yang memiliki nilai filosofi tinggi. Hampir satu setengah jam berkutat dengan dua lembar janur, anak-anak bahkan penasaran dengan cara membuat kupat luwar, yang lazim digunakan dalam berbagai ritual adat maupun keagamaan masyarakat jawa. (siw/abi)

Tetap sehat dan semangat

#LawanCovid-19

7 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *