Kankemenag Kulon Progo Apresiasi Kerukunan Umat Beragama

Kulon Progo (Kankemenag) – Apresiasi patut diberikan kepada seluruh umat beragama di Kulon Progo. Pasalnya kerukunan warga masyarakat atau umat beragama di kabupaten ini sangat baik dan layak menjadi teladan bagi daerah lain. Kepala Kankemenag Kulon Progo, H.M. Wahib Jamil, S.Ag. M.Pd. menyampaikan hal itu di sela-sela menghadiri Dialog dan Diskusi bertajuk Catatan Akhir Tahun Kerukunan Umat Beragama yang berlangsung di Ruang Sermo Setda setempat, Kamis (22/12/2022) pagi.

“Kerukunan umat beragama di Kulon Progo sangat baik. Sehingga sangat patut untuk kami apresiasi. Harapannya kerukunan umat beragama di Kulon Progo ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain,” ujarnya.

Adapun perbedaan menurutnya sebuah proses alamiah kemanusiaan. “Akan tetapi di Kulon Progo, beberapa aspek itu relatif sangat kecil dan sifatnya manusiawi. Alhamdulillah semua bisa terselesaikan dan akhirnya bisa terwujud kerukunan,” imbuh Kakan.

“Targetnya 2023, sesuai program prioritas dari Menteri Agama bahwa tahun-tahun toleransi didasari oleh penguatan moderasi beragama. Sehingga diharapkan semua umat beragama memiliki komitmen kebangsaan, sikap toleransi, anti kekerasan, serta ramah dan adaptif terhadap tradisi atau budaya. Dengan demikian benar-benar akan terwujud kerukunan umat beragama yang mendukung pembangunan di segala bidang,” pungkas Jamil.

Sementara itu Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kulon Progo, Agung Mabruri Asrori mendorong daerah ini sebagai kota toleransi di DIY. Pasalnya tahun toleransi di Kulon Progo sudah terbentuk di tahun ini.

“Kalau di Kulon Progo tahun ini toleransi umat beragama sudah terbentuk. Bahkan, kami di FUKB ingin membuat Kulon Progo sebagai city of tolerancy di DIY. Kondisi kerukunan umat beragama di Kulon Progo dari para tokoh maupun unsur pemerintah sudah sangat kondusif. Sedangkan jika terdapat potensi ketidakharmonisan di Kulon Progo nantinya bukan hanya berasal dari agama melainkan faktor lain. Seperti persoalan kemiskinan, kerusakan lingkungan, atau lainnya,” ungkap Agung.

Karena itu, Agung menekankan kepada masyarakat agar jangan sekadar memaknai agama sebagai sebuah identitas. Melainkan juga dimaknai sebagai instrumen kemanusiaan. “Sehingga komunikasi antar umat beragama akan lebih enak. Karena sudah tidak membicarakan konsep ketuhanan dari masing-masing agama. Tetapi sudah berbicara dan beraksi mengenai konsep bagaimana menyejahterakan manusia dan melindungi alam,” tandas Agung (abi).

Tetap sehat dan semangat

#No Korupsi

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *