FPLA Kulon Progo Gelar Kongres Pertama

Kulon Progo (Kankemenag) – Manusia adalah makhluk Tuhan yang diciptakan berbeda-beda, baik suku, ras, agama, budaya, dan lain-lain. Namun diharapkan dari perbedaan tersebut tidak menjadikan perpecahan. Justru dari perbedaan tersebut diharapkan hidup dalam kerukunan dan kedamaian. Kepala Kankemenag Kulon Progo, H.M. Wahib Jamil, S.Ag. M.Pd. menyampaikan hal itu dalam bait puisi saat menghadiri Kongres FPLA yang berlangsung di Ruang Nakula DPRD setempat, Sabtu (11/2/2023) pagi.

Kita Makhluk Tuhan
Merdunya alunan ayat suci dari masjid
Indahnya kidung doa dari gereja tua
Harumnya aroma dupa dari kelentèng, pura, dan wihara
Wujud keragaman dalam penghambaan
Aromanya menembus kalbu setiap insan
Memuja pencipta dalam beragam warna kehidupan

Lupakan segelintir makhluk yang merasa suci
Seolah olah mereka wakil yang Maha Tinggi
Dengan mudahnya menyalahkan sana sini
Tak sadar bahwa mereka berasal dari sumber yang fitri

Keberagaman adalah keniscayaan dalam kehidupan
Keseragaman tak lebih buah dari keangkuhan
Kesetaraan dan keadilan, berbalut dalam bingkai kemanusiaan
Karena semua sadar, Kita makhluk Tuhan

“Dari bait puisi tersebut diharapkan kita sadar, bahwa sesungguhnya kita di hadapkan Tuhan adalah sama. Sehingga tidak pantas kalau kita merasa paling baik dan paling benar dari yang lain. Apalagi saling menyalahkan dan merendahkan orang lain,” ujarnya.

“Kita memang diciptakan oleh Tuhan dalam keberagaman. Maka kita harus saling menghormati, menghargai, toleransi dalam perbedaan tersebut. Agar dari perbedaan tersebut kita bisa hidup rukun dan damai,” imbuh Kakan.

Forum Pemuda Lintas Agama (FPLA) sebagai implementasi dari keberagaman diharapkan dapat menjadi teladan dalam menjaga kerukunan di tengah-tengah perbedaan. “FPLA diharapkan menjadi contoh beragama secara moderat. Moderasi beragama dengan indikatornya: Komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, serta adaptif terhadap budaya dan tradisi akan mampu menciptakan kehidupan yang rukun dan damai meskipun dalam perbedaan,” terang Jamil.

“Sehingga FPLA harus mampu bersikap inklusif (memahami sesuai sudut pandang orang lain), responsif (peka terhadap situasi), dan akseleratif (mampu melaju dengan cepat mengikuti perkembangan jaman). Selain itu FPLA juga harus selalu mengedepankan sikap toleransi, kesetaraan, dan kerjasama agar mampu berkembang dan maju,” pungkasnya.

Selain Kakan Wahib Jamil, hadir dalam kongres FPLA tersebut Staf Ahli Bupati (Bambang Sutrisno), Kepala Badan Kesbangpol (Budi Hartono), Perwakilan Kodim, Polres, Dinas Dikpora, FKUB, serta pimpinan lembaga agama di Kulon Progo. (abi).
Tetap sehat dan semangat
#No Korupsi

1 reply

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *