Simulasi Kesiapsiagaan Tanggap Bencana MandaKu: Persiapan Maksimal Keadaan Darurat

Kulon Progo (MAN 2 KP) – Suasana belajar yang tenang di MAN 2 Kulon Progo tiba-tiba terguncang oleh kehadiran gempa bumi saat para siswa sedang mengikuti pelajaran. Dalam momen genting itu, guru dan semua siswa di dalam kelas segera mengambil tindakan pencegahan dengan menutup kepala dengan tas mereka dan bersembunyi di bawah meja belajar. Peristiwa simulasi tersebut terjadi pada Jumat,(26/04/2024).

Setelah guncangan mereda, para guru mengajak para siswa dan keluar ke halaman madrasah dengan cepat. Di sana, beberapa siswa yang terluka segera mendapat pertolongan dari tim Palang Merah Remaja (PMR)/Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) Mandaku (sebutan kebanggaan MAN 2 Kulon Progo)

Kepala Madrasah segera melaporkan kejadian gempa bumi tersebut kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Kementerian Agama Kulon Progo. Dalam waktu singkat, arahan dari kepala BPBD dan Kementerian Agama diterima, dan langkah-langkah berikutnya segera diimplementasikan oleh madrasah.

MAN 2 Kulon Progo melaksanakan Simulasi Kesiapsiagaan Tanggap Bencana sebagai bagian dari peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) Tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Simulasi ini dilaksanakan di Unit 2 atau Kampus Pusat MAN 2 Kulon Progo, dan diikuti lebih dari 450 siswa kelas X dan XI, guru, serta pegawai madrasah. Kehadiran dua utusan dari Palang Merah Indonesia Kabupaten Kulon Progo turut melengkapi acara tersebut, menunjukkan komitmen bersama dalam persiapan menghadapi bencana.

Dalam briefing sebelum simulasi dimulai, Kepala MAN 2 Kulon Progo, Hartiningsih, M.Pd, menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana, terutama di Indonesia yang berada di daerah rawan bencana, seperti gempa bumi dan tsunami.

“Indonesia merupakan negara yang berada di Jalur Api Ring of Fire, yang membuatnya rentan terhadap berbagai jenis bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung api. Karena itu, sebagai sebuah lembaga pendidikan, kita memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan diri dan melindungi keselamatan semua anggota komunitas Madrasah kita,” papar Hartiningsih.

“Dengan adanya simulasi ini, kita memiliki kesempatan untuk menguji kesiapan dan responsibilitas kita dalam menghadapi situasi darurat. Melalui latihan ini, saya yakin kita akan belajar banyak hal, baik dari segi teknis maupun sikap mental, yang dapat membantu kita bertindak dengan cepat dan efektif dalam situasi nyata,” tambahnya.

Sementara itu, utusan dari PMI Kulon Progo, Priya Maulana, menyampaikan bahwa partisipasi aktif dari para guru dan siswa sangatlah vital dalam memastikan kesuksesan upaya kesiapsiagaan tanggap bencana. “MAN 2 Kulon Progo sudah menunjukkan komitmen untuk memberikan edukasi, pelatihan, dan praktik segala sesuatu yang harus dilakukan untuk memberikan perlindungan kepada warga Madrasah, terutama saat terjadi bencana,” tuturnya.

Wakil Kepala  bidang Kesiswaan, Farida Rahmawati, M.Pd, mengungkapkan bahwa pelaksanaan simulasi ini didasarkan pada surat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor:11385/A.A7/HM.00.00/2024 tanggal 17 April 2024 perihal Partisipasi Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) Tahun 2024 dan Surat Edaran Gubernur Nomor: 100.3.4/2285 tanggal 5 April 2024 tentang Pelaksanaan Kegiatan Simulasi Evakuasi Bencana di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini mengangkat tema “Tanggap, Tanggon, Trengginas Ngadhepi Bebaya”.

Dengan sikap serius dan semangat yang tinggi, para guru dan siswa MAN 2 Kulon Progo menunjukkan kesungguhan mereka dalam mengikuti setiap tahapan simulasi, menjadikan acara tersebut sebagai langkah nyata dalam persiapan menghadapi potensi bencana di masa depan. (sug/ast/dpj)

2 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *